A.
Identitas
novel, meliputi :
v
Judul : Tamu
v
Pengarang : Wisran Hadi
v
Penerbit : Pustaka Utama Grafiti
v
Terbit : 2001
v
Cetakan : 2001
v
Jenis : Fiksi
v
Tebal : 19 cm
v
Jumlah
halaman : 188
B.
Sinopsis
Ongga ingin kembali kepada suasana
kekeluargaan seperti dulu. Ingin Ia gadaikan tanah pusaka yang menjadi sumber
masalah sebagai akibat terbunuhnya Mamo itu.Orang yang di tuakan yaitu Uyue Aji dan kaumnya meminta Ongga
supaya bersedia menjadi kepala suku Guci, namun Ongga menolak. Mamo di bunuh
oleh Guguk,kemenakannya sendiri.Pembunuhan ini di sebabkan karena Mamo memaksa
Emak Guguk untuk menandatangani surat persetujuan penjualan tanah pusaka,namun
Emak Guguk menolak.Guguk di ajukan ke pengadilan.Hukuman untuk Guguk dapat di
ringankan asal Ongga menemui hakim dan membawa uang. Sementara Ongga bingung
siapa yang akan menanggung biaya hidup Istri dan anak Mamo.
Burik datang menjelang magrib ke
rumah Ongga. Ia menceritakan perbuatan istrinya , Niyuih yang telah berbuat
serong dengan pedagang kentang.Niyuih telah bersumpah dan berjanji tidak
melakukannya lagi,tapi seminggu kemudian Niyuih melakukanya lagi.Niyuih merasa
bahwa ia telah di guna-gunai oleh pedagang kentang tersebut.Maka Niyuih meminta
Burik untuk mencarikan obat.Untuk membantu Burik, Ongga berjanji akan mengobati
penyakit Niyuih.
Salah seorang anggota kaum yang
genit bernama Siluik.Ia datang menemui Ongga dan menceritakan bahwa ia telah di
perkosa oleh dua orang laki-lakiTernyata setelah di selidiki ke dua laki-laki
tersebut adalah teman sekolah Ongga dua puluh tahun dulu.Ke dua lelaki tersebut
mengatakan bahwa Silkuik yang meminta melakukannya.Ongga membiarkan Siluik di
olok-olok.
Ajie sirene adalah mamak dari Ongga
yang suka berjudi. Ajie Sirene meminta uang ganti dari uang yang ia gunakan
untuk menebus tanah pusaka dulu yang sekarang di diami oleh Emak Ongga. Karena
tak memiliki uang maka Ongga berkata bahwa jika Ia membayar tanah pusaka
tersebut,Ia dan emaknya keluar dari kaum Guci.Namun Ajie Sirene diam.
Perbincangan di antara Ongga dan orang tua
yang di kiranya tersesat itu tampak membingungkan.Ternyata orang tua itu
bernama Abdul Rauf.Ongga menatap mata orang tua itu.Ada yang berbeda di
matanya.Lalu orang tua itu minta izin pulang.
Ongga terserang penyakit jantung.Semua
famili menjenguk Ongga.Karena tak memiliki uang untuk biaya rumah sakit, maka
Reno meminjam uang kepada famili.Namun familinya tak ada yang memberikan
pinjaman karena beranggapan penyakit jantung adalah penyakit orang
kaya.Terpaksalah Reno menjual cicin dan kalungnya.Setelah pulang dari rumah
sakit.Ongga menceritakan tentang pertemuaannya dengan orang tua tempo
hari.Familinya berpendapat bahwa Ongga telah menerima karunia.Ampulu mencoba
memastikan siapa tamu itu.Ongga ingin secepatnya mencari kepastian siapa tmu
itu, jelmaan orang suci atau setankah.
Ongga dan Reno berdiskusi tentang
orang tua misterius itu di atas ranjang.Sebelum meninggal Buya telah siap
membangun perguruan agama yang dulu hancur semasa kemerdekaan.Namun gagal,sebab
Buya meninggal.Mungkin perkataan orang tua itu tentang “persaudaraan” adalah
mengingatkan untuk mengumpulkan lagi saudara-saudara Ongga dari Buya.Namun bisa
jadi pula bahwa orang tua itu jelmaan Angkunya Ongga yang memiliki pengawal
angker.pertemuanya dengan orang tua itu bsa jadi adalah proses pemberian
“pengawal khusus” dari Angku untuk Ongga.
Anak-anak Uyue Ajie mencoba mencari
dukun untuk mecelakai Ongga. Sebab mereka menganggap Ongga adalah biang dari
kematian Uyue Ajie.Menurut Ampulu Ongga harus mempelajari ilmu batin untuk
melindungi diri.Ampulu mempertemukan Ongga dengan Mak Jafar. Dia mulai
bertanya-tanya dalam hati tentang kemampuan Mak Jafar,milailah Ia tertarik
untuk belajar ilmu batin.
Etek adalah famili Reno dan
merupakan seorang dukun. Etek mengeluarkan kartu judi.Dengan kartu itu Ia
meramal bahwa Abdul Rauf adalah setan.Etek memerintahkan Reno mencari dua telur
ayam dan daun pisang,lalu di masak dan harus di makan Ongga sebelum sholat
Isya’.Dua hari kemudian Etek pamit untuk pulang.
Tempat tinggal kaum Guci kini di
tempati banyak pendatang.Pendatang itu memaksa agar kam Guci mewaqafkan tanah
pusaka untuk di didirikan sebuah masjid.Teme yang tak tau apa-apa menyetujuinya
lalu menceritakan hal itu pada Ongga.Ongga marah besar dan menyuruhnya utuk
mencabut penyetujuan tersebut.Pengurus surau yang baru datang ke rumah Ongga
untuk membujuk Ongga menandatangani surat pewaqafan.Teme merasa di
khianati.Ternyata Ongga tetap tidak setuju untuk pewaqafan tersebut.
kematian Ajie sirene sebagai lelaki
tertua harus melewati beberapa rapat sebelum jenazah di mandikan. Anak-anak
meminta jenazah ayahnya di makamkan di tanah kaum Jabak.Namun warga Guci
meminta di makamkan di tanah kaumnya.Mereka saling berebut hingga jenazah
berhasil di bawa oleh kaum Guci.Mereka membawa ke Surau Batu.E sok harinya
jenzah di rawat kembali dan di makamkan.
Ajie Sirene adalah orang yang kuat
dan memiliki dua pusaka.Tapi setelah ia meninggal tak tahu lagi di mana
keberadaan pusaka tersebut.Muncul dugaan bahwa yang membawa pusaka saat ini
adalah Ongga, sebab beberapa hari sebelum Ajie Sirene meninggal kerap
berkunjung ke rumah Ongga.Ongga di desak kaum untuk menunjukan pusaka tersebut.Ongga
hanya menunjukan batu krikil dan parang berkarat, karena itulah benda yang di
berikan Ajie Sirene
Said adalah kaum suku Guci yang
merantau,kembali ke kampung dengan kemelaratan.Ia tinggal di rumah Ongga.Ongga
menceritakan keluh kesahnya pada Said.Ongga pun meminta Said untuk menjadi
filter permasalahan yang di adukan padanya.
Setelah selesai jalan-jalan
pagi,Ongga melihat orang tua berdiri di halaman rumahnya.Ternyata ia adalah
teman Ajie Sirene yang menagih hutang mamaknya.Orang tua iu mengancam membunuh
Ongga jika tak melunasi hutang tersebut.Said melihat dari balik jendela rumah
dan Ia telah yakin bahwa setiap masalah yang datang pada Ongga selalu
menyiksanya
Salinan surat dari pengadilan yang
membenarkan pembongkaran Surau Batu karena akan di bangun masjid di dapat Teme
dari kelurahan.Sebagian kaum ada yang percaya dan ada yang tidak.Ongga
mengatakan bahwa surat itu palsu.Lurah mengatakan bahwa akan datang terpadu
dari pengadilan dan dari jawatan agama.Setelah semua berkumpul untuk bertemu
dengan tim tersebut, Said di tarik oleh salah seorang dari tim
tersebut.Ternyata orang itu adalh teman Said.Ia mengatakan kepada Said bahwa
pemaksaan pewaqafan tanah ini adalah kedok seseorang yang ingin mengambil alih
kekuasaan.
Japan
di tuduh telah menerima uang pengganti tanah pandam pekuburan yang terpakai
oleh proyek air minum. Japan di undang untuk menghadiri rapat, namun dia
berangkat dengan berat hati.Dalam rapat Kicok berpendapat dengan keras agar
orang yang tersangkut penggelapan uang untuk mengku pada kaum.Lalu Japan
berdiri di tengah ruangan melepas pakaiannya lalu memberikan pisau ke
Said.Japan tidur di lantai dan siap jika akan di bunuh.Semua diam.Kicok
mendekati Japan lalu merangkulnya.Semua anggota kaum saling berangkulan.
Ongga
merasa lega karena tidak ada lagi tamu yang datang.Namun lama-lama Ia mersa
kesepian.Setiap sore hari Ongga dududk di beranda menunggu tamu, namun tak ada
tapi yang berkunjung.Reno istrinya menyarankan agar Ongga pergi berkunjung ke
rumah famili agar tak kesepian.
C Kelebihhan dan kekurangan
1. Kelebihan novel
v
Novel
ini memotivasi kita untuk mampu bersabar
dalam menghadapi masalah
v
Novel
ini mengajarkan kepada kita untuk mengutamakan kepentingan bersama dari pada
kepentingan pribadi
v
Novel
ini mengajak kita untuk terbiasa melakukan musyawarah sebelum bertindak
2.
Kekurangan novel
v
Tidak
adanya gambar ilustrasi pada novel membuat para pembaca harus berimajinasi
sendiri
v
Alur
pembahasan yang maju mundur membuat pembaca agak kebingungan untuk memahami
ceritanya
v
Semua
anggota kaum yang mempunyai masalah,termasuk masalah aib sendiri,datang ke
Ongga untuk meminta bantuan,padahal Ongga bukan kepala suku.Sikap yang demikian
menggambarkan bahwa anggota kaum tidak mandiri.